bokstoday.my.id|| Masyarakat dunia tengah mengalami musibah yang tak kunjung usai yaitu pendemi covid-19 yang membuat ketakutan dan keresahan yang luar biasa bagi masyarakat dunia terutama bagi masyarakat indonesia. Dampak dari krisis kesehatan global ini yaitu banyaknya korban jiwa dan berbagai dampak lainnya diberbagai bidang, baik itu dalam lingkungan pendidikan, politik, ekonomi dan masih banyak bidang lainnya.
Gambar oleh Pete Linforth dari PixabayPada situasi sekarang, yaitu pandemi covid-19 ada sebagian orang memanfaatkan momen ini untuk mencari eksitensi maupun mencari keuntungan-keuntungan lainnya melalui penyebaran politik isu dengan suatu pernyataan yang menyudutkan pemerintah.
Tujuan dari hal ini sebenarnya mengarah kepada penyerangan psikis masyarakat sehingga memungkinkan masyarakat larut dalam ketakutan dan pada akhirnya masyarakat akan menganggap pemerintah gagal dalam mengatasi pendemi covid-19 yang sedang terjadi.
Dalam keadaan ini, pemerintah dikritik habisan-habisan oleh masyarakat yang memiliki kepentingan maupun elit-elit politik yang merupakan oposisi dari pemerintah itu sendiri. Kritikan itu mengarah kepada kegagalan pemerintah dalam penanganan covid-19 dengan modusnya adalah melalui twit-twittan mereka melalui jaringan media sosial. Tujuanya adalah agar menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, sehingga pada pesta demokrasi yang akan datang masyarakat tidak lagi memilih calon pemimpin yang gagal mengatasi masalah global itu.
Menurut pandangan saya secara pribadi alangkah lebih baiknya agar masalah krisis kesehatan global berupa covid-19 ini tidak dijadikan komoditas politik. Komoditas politik dalam hal ini artinya tidak memanfaatkan momen covid-19 ini untuk kepentingan politik dimasa yang akan datang. Kerena memang sebenarnya masalah ini adalah masalah yang menyangkut nyawa banyak dari masyarakat Indonesia, yang perlu diatasi secara bersama-sama.
Dengan demikian, soal kritikan sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar-wajar saja, bila mana krtikan itu diperjelas dengan berbagai solusi-solusi yang mempercepat penanganan dari pandemi itu sendiri, kalau orang manggarai menyebutnya “Neka Do Teka Tombo Po Pande” yang artinya jangan kebanyakan berbicara dari pada perbuatan, yang lebih efesiennya adalah “Do Pande Po Do Tombo” yang artinya adalah lebih banyak perbuatan dari pada banyak bicara atau “Do Tombo Tapi Do Kole Pande” yang artinya banyak bicara tetapi banyak juga perbuatannya. Intinya adalah kritikan itu harus selaras dengan solusi yang disampaikan.
Oleh karena itu seharusnya elit-elit politik maupun
orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu tidak memberikan suatu
pernyataan yang gamblang melalui twitan-twitan mereka dimedia sosial yang
membuat kegaduhan ditengah situasi pendemi covid-19 yang memiliki unsur-unsur
politik. Yang lebih baik seharusnya mereka memberikan semangat dan kekuatan
kepada masyarakat Indonesia untuk melewati situasi ini.

