Gambar oleh Victoria dari Pixabay
bokstoday.my id|| Martinus, ayah Natalia, duduk di ruang tamu sambil menonton siaran berita di TV kesayangannya. Tiba-tiba, berita sore itu membuatnya terkejut dan kesal. "Guru menjadi beban negara," kata pembawa berita dengan nada yang serius.
Martinus tidak bisa menahan diri dan memanggil anaknya, Natalia, yang sedang berada di kamar. "Natalia, anakku, aku ingin berbicara denganmu," katanya dengan nada yang tegas.
Natalia datang ke ruang tamu dan duduk di sebelah ayahnya. "Apa itu, bapa?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.
"Bapa tidak ingin kamu menjadi guru, anakku," kata Martinus dengan nada yang serius. "Lihatlah perkataan-perkataan mereka di berita itu. Mereka melontarkan kalimat seenaknya, tanpa memikirkan bahwa mereka menjadi seperti itu berkat dari beban negara, yaitu guru yang mereka bilang itu."
Natalia terlihat bingung. "Tapi, bapa, mengapa?" tanyanya.
"Kalau guru beban negara, terus mereka beban siapa?" kata Martinus dengan nada yang kesal. "Mereka tidak tahu bahwa guru-guru itu yang membentuk mereka menjadi seperti sekarang ini. Mereka tidak tahu bahwa guru-guru itu yang memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki sekarang."
"Namun, bapa, kita juga harus melihat bahwa ada masalah serius dalam sistem pendidikan kita," kata Natalia dengan nada yang bijak. "Guru-guru memang perlu dihargai dan didukung lebih baik. Tapi, kita juga perlu memperbaiki sistem pendidikan kita agar guru-guru bisa bekerja lebih efektif dan anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik."
Martinus tersenyum dan memandang anaknya dengan mata yang penuh kebanggaan. "Kamu benar, anakku," katanya. "Aku bangga denganmu karena kamu bisa melihat masalah dari berbagai sudut pandang."
"Aku ingin menjadi guru yang baik dan membuat perbedaan bagi anak-anak," kata Natalia dengan tekad yang kuat. "Tapi, aku juga ingin membantu memperbaiki sistem pendidikan kita agar guru-guru bisa bekerja lebih baik dan anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik."
Martinus memeluk anaknya erat. "Aku bangga denganmu, anakku," katanya. "Aku tahu kamu akan membuat pilihan yang tepat dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat."
Jika guru beban negara, kenapa tidak bubarkan saja?
Writer|| Aldi Jemadut
Redaksi|| Stanislaus Bandut