(23 mei 2019)
“DEAR ENU MANGGARAI”
(MAHALNYA BELIS
MENIMBULKAN BUDAYA BARU)
( Oleh : Stanislaus Bandut)
BELIS, menjadi tranding topic, disemua kalangan
khususnya bagi kaum muda, hal ini dikarenakan Tingginya belis yang semakin hari
semakin meningkat. Sehingga tidak heran banyak masyarakat luar yang mengagumi
betapa hebatnya masyarakat manggarai dalam pembayaran belis. Di zaman sekarang
budaya belis sudah tidak senonoh atau tidak sesuai dengan prinsip belis itu
sendiri, bahkan masyarakat manggarai berlomba-lomba menaikkan belis sesuai
dengan status anak perempuannya seperti dalam hal memperoleh pendidikan. Hal ini
menyebabkan semakin timggi pendidikan yang diperoleh seorang perempuan semakin
tinggi pula harga belis. walaupun tidak semau orang manggarai memperlakukan hal
tersebut. Tetapi pada realitanya yang terjadi sekarang sebagian orang masyarakat
manggarai memperaktekan budaya baru tersebut.
Hal demikianlah yang menjadi ketakutan sebagian laki-laki
manggarai dalam meminangkan perempuan (ENU
MANGGARAI). Enu manggarai? Hal tersebut dikarenakan permintaan belis yang kian
hari, kian meningkat persoalan ini menjadi fenomena problematic yang subtantif
dikalangan masyarakat biasa. Oleh karena itu tingginya harga belis sekarang
dapat memungkinkan para laki-laki takut
mememinangkan ENU MANGGRAI Kedepannya.
Belis semakin
tinggi, kami para laki-lakipun semakin khawatir dengan belis yang makin hari
makin melonjak tinggi. Andaikan kalian
tahu kami sebenarnnya tidak takut akan hal tersebut, tetapi satu harapan kami
untuk enu manggarai “jaga di’a-di’a weki” (Jaga diri baik-baik).
Kata-kata “jaga di’a-di’a
weki” pasti kalian sudah mengatahui apa maksudnnya hal tersebut. Kami para
laki-laki mengahrapkan kepada Enu manggarai setidaknya dengan menjaga diri, kami
laki-laki akan memperjuangkan untuk mendapatkan kalian enu manggarai, untuk
menjadikan teman hidup kami. Belis boleh tinggi setidaknnya sesuai dengan kualitas
diri dalam arti bisa menjaga diri (de di’a jaga weki dite Enu Manggrai) agar
sebanding dengan apa yang kami korbankan.
Satu harapan dari
kami, Jangan jadikan belis sebagai tempat untuk berbisnis, karena belis merupakan
salah satu Kebudayaan atau kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan oleh masyarakat
manggarai, karena belis merupakan suatu penghormatan atau tanda terima kasih
dari kami sebagai pihak laki-laki untuk kalian ENU MANGGARAI (pihak kelaurga
perempuan). Dan belis merupakan suatu warisan dari leluhur yang di tinggalkan
secara turun temurun oleh nenek moyang yang perlu dipertahankan dan dilestarikan.
Namun perlu diketahui dari konsep belis tersebut dalam arti perlu dilestarikan
bukan dikembangan (Merubah) dari makna yang tersirat dalam konsep belis
tersebut.
CATATAN ;
Maksud tujuan
penulisan opini ini adalah Untuk memberikan penyadaran dan sebagai bahan
Refleksi bagi kita masyarakat manggarai yang memperaktekan Budaya baru ini
(belis sebagai tempat Bisnis).

Mantap.... Tingkatkan....
BalasHapusThanks kae
HapusAsyyyyyyaaaaaaapppppp
BalasHapusMantap ase reba
BalasHapusTerima kasih, ini sebagai motivasi baru bagi kami sebagai kaum wanita, bahwa pengorbanan seorang pria untuk mendapatkan seorang ratu tidaklah mudah🙂.
BalasHapusSalam sukses kak🙏🙏
Thanks ya😊
Hapus