(Selasa 21 mei
2019)
Guru merupakan
salah satu agen yang memberi suatu perubahan
terhadap suatu bangsa baik dalam
aspek keterampilan, pengetahuan dan karakter. Tugas seorang guru sangatlah
berat. Guru harus mampu membentuk siswa/siswinya agar mampu menjadi manusia
yang seutuhnya. Manusia yang memiliki pengetahuan luas, manusia yang memiliki
keterampilan bagus dan manusia yang memiliki karakter baik, ketiga kompetensi ini menjadi salah suatu hal
yang dapat merubah kondisi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara.
Berkembanganya suatu Negara itu dapat ditentukan oleh kemampuan seorang guru
untuk mengubah karakter siswa-siswi sebagi penerusnya dimasa yang akan datang. Tanpa Sosok seorang guru mungkin Negara sebesar
Indonesia ini tidak akan berkembang seperti sekarang ini. Oleh karena itu guru merupakan
profesi yang sangat mulia dimana merekalah
yang menentukan masa depan bangsa kita ini.
Tidak terlepas dari itu , peran guru diharapkan mampu memberikan suatu
yang bernilai bagi pembentukan kehidupan siswa/siswi. Guru sebagai agen utama untuk
mengajarkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan juga guru harus
mengajarkan nilai atau memberikan teladan yang baik (transfer of values). Hal
ini menunjukan bahwa tugas guru dalam dunia pendidikan menjadi titik tolak
keberhasilan seorang siswa.
Banyak berita sekarang tentang guru dilaporkan kepolisi karena mendidik
siswa/siswinya dengan kekerasan (walaupun
hanya hal-hal yang sepele). Untuk
hal ini saya tidak berasumsi bahwa yang salah adalah guru ataupun siswa.
Seorang guru memiliki berbagai cara yang berbeda dalam mendidik siswa. Jika guru dilaporkan kepolisi akibat tindakan
kekerasan dalam mendidik siswa, itu merupakan suatu yang diketahui sebelumnya oleh guru itu sendiri.
Tetapi perlu diketahui bahwa pada
dasarnya guru mendidik siswa bukan untuk membunuh tetapi untuk memanusiakan
manusia. Banyak orang berpikir menjadi seorang guru sangatlah mudah tetapi sebenarnya sangat
sulit. Guru banyak memberikan sesuatu yang bernilai tetapi tidak sebanding
dengan gaji yang diperoleh.
Opini ini saya angkat, karena saya melihat tugas guru itu berat dan
berdasarkan kasus-kasus yang terjadi sekarang.
Kalau saya coba bandingkan tugas guru dan tugas instansi-instansi
pemerintah. Saya mengatakan tugas guru itu masih lebih berat, karena apa,
karena guru itu bukan hanya mengajar dia juga harus mampu mendidik dan
membentuk siswa/siswinya dari yang tidak tau menjadi tau, dan masih banyak hal
lainnya.
Hal tersebud dapat kita lihat dalam UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan
dosesn pasal 1 ayat 1 dimana menyatakan bahwa “Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal , pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
Mendidik itu bukanlah suatu hal yang mudah, mendidik itu butuh suatu
kesabaran. Antara mendidik dan mengajar itu adalah dua hal yang berbeda.
Mengajar itu siapun bisa, petani bisa, tukang bengkel juga bisa tetapi mendidik
itulah yang paling sulit.
Jika banyak orang memberikan kritikan yang menyudutkan guru baik dalam
media sosial atupun secara langsung, dengan berbagai ungkapan seperti “guru itu
bodoh kok mengajar pakai kekerasan ini
bukan zamannya”. “ guru itu belum paham
apa sebenarnya pendidikan itu” yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah Guru
mendidik seseorang agar menjadi manusia
yang berakhlak baik dan berbudi pekerti luhur, guru tidak pernah mengajarkan
siswa untuk bagaimana cara membunuh, cara mencuri, cara berkelahi
dan-lain-lain.
Jika guru hanya memberikan materi, itu mungkin hanya berpengaruh
terhadap aspek pengetahuan siswa, tetapi bagaimana karakternya. Karakter itu
sangatlah mudah jika hanya diberikan dalam bentuk materi tetapi bagaimana
penerapannnya. Saya akan memberikan satu contoh yang paling simple yaitu
dilingkungan kelaurga saja. “Banyak orang
tua yang melarang anaknya agar tidak merokok, tidak mengansumsi alcohol dll dan
anaknya pasti menjawab iya saya tidak akan merokok, saya tidak minum-minuman
keras tetapi tidak sedikit anak yang melanggar apa yang sudah dilarang oleh orang
tuannya. Guru itu mendidik siswa agar karaketer siswanya lebih baik
sehingga mungkin disitu guru perlu hal-hal yang sedikit merangsang siswanya
agar siswanya merasa jera seperti mencubit dll. Tetapi bukan berarti guru itu
seenaknya saja mendidik siswa, guru juga tau apa yang terbaik untuk sisiwa/
siswinya.
Kalau kita coba bandingkan pendidikan zaman dulu dan zaman sekarang
tentunnya sangat berbeda sekali, baik dari segi mengajar, mendidik dan juga
penyedian sarana dan prasarana. Zaman dulu mencubit dan dipukul oleh guru itu
sudah hal biasa. Cara mendidik yang seperti yang membuat system pendidikan
zaman dulu lebih tegas serta mengahasilkan peserta didik yang berkarakter baik.
Kalau kita lihat pendidikan zaman sekarang, memang sistem pendidikannya sudah sangat
baik, tetapi berkaitan dengan cara mendidik yang sangat jauh berbeda. Asumsi saya ini bukan berarti saya menyetujui
system mendidik siswa dengan cara kekerasan. Saya hanya memberikan stigma bahwa
mendidik dengan kekerasan seperti mencubit, menjewer telinga, itu juga perlu
dilakukan untuk memberikan efek jera pada peserta didik jika melakukan
kesalahan.
Ini yang mungkin menjadi suatu
bahan pertimbangan bagi kita untuk menilai Apakah menjadi guru itu mudah apa
sulit, sebelum kita membuat status di FB, dan WA dll yang menyudutkan guru
seakan-akan guru itu selalu diposisi yang tidak baik.
By:
Stano xtan
