Saat ini dunia sedang mengalami proses globalisasi. Ada banyak perubahan sebagai dampak dari jalannya arus globalisasi. Sebagai bagian dari dunia Indonesia turut merasakan dampak dari globalisasi itu. Salah satu dampak yang terjadi yatu perubahan karakter pada masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan itu terus merambat dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi akibat dari semakin melemahnya pendidikan karakter dalam hidup masyarakat.
Kurangnya pendidikan karakter ini menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif dalam kehidupan masyarakat, seperti korupsi, pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, kenakalan remaja, pencurian, kejahatan seksual, kekerasan terhadap anak, dan lain-lain. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengubah dan mengatasi hal-hal negatif di atas yaitu dengan memperkuat penanaman pendidikan karakter sejak dini pada masyarakat Indonesia.
Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana manusia untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik untuk membangun karakter pribadinya sehingga kelak menjadi pribadi yang bemanfaat baik bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun bangsa dan negara. Pendidikan ini bertujuan untuk membentuk karakter seorang peserta didik agar menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, tangguh, dan berprilaku baik dan benar. Melalui pendidikan karakter ini peserta didik ditanamkan nilai-nilai karakter tertentu yang termuat dalam komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan atau mewujudkan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter harus melibatkan pihak keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga komponen penting ini tidak dapat dipisahkan dari proses jalannya pendidikan karakter ini. Keluarga sebagai lingkungan pembentuk karakter pertama dan utama bagi seseorang. Dalam keluarga pendidikan karakter dimulai sejak seorang anak belajar mengenal dunia. Pendidikan ini diwujudkan dalam penanaman sikap yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari seperti sopan santun, jujur, adil, dan lain-lain. Kemudian keluarga membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan itulah pendidikan karakter dikembangkan secara lebih luas. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini tertuang dalam UU No. 2 tahun 1989 yaitu tentang tujuan pendidikan nasional “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.” Untuk mewujudkan tujuan dari sistem pendidikan nasional di Indonesia, tenaga pendidik atau guru harus lebih memperhatikan pendidikan karakter dan tidak hanya terfokus pada pengembangan kecerdasan intelektual. Karakter-karakter yang dibina di sekolah seperti beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, disiplin, jujur, tanggung jawab, dan lain-lain. Pendidikan ini diberikan sejak seorang anak berada pada lembaga pendidikan yang paling dasar.
Di samping itu komponen masyarakat tidak kalah penting berpengaruh terhadap watak seseorang. Situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai atau norma yang berlaku sangat mempengaruhi karakternya. Ada banyak nilai pendidikan karakter yang ditanamkan di dalam kehidupan masyarakat seperti gotong royong, bijaksana, mencintai kebersihan, cinta terhadap bangsa dan negara, dan lain-lain. Pendidikan ini ditanamkan sejak seseorang mulai bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Dari beberapa ulasan di atas, pendidikan karakter sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, nilai-nilai dalam pendidikan karakter sebaiknya ditanam dan diajarkan sejak dini. Dengan demikian, karakter seseorang dapat terbentuk sejak ia masih kecil. Anak adalah generasi dan masa depan bangsa, karena itu nilai-nilai karakter bangsa Indonesia harus ditanam dan dipupuk sejak ia masih menjalani kehidupan sebagai anak-anak.