OLEH: Stanislaus Bandut,S.Pd
Tari Caci Masyarakat Manggarai
Foto Oleh Kando Randang : Tari Caci Kebudayaan ManggaraiKali ini kita masih membahas seputaran budaya lokal
yang ada diindonesia terutama didaerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Pada
pembahasan kali ini saya akan mengulas dampak dari perkembangan globalisasi terhadap
mulai memunahnya tari Caci yang ada
dimanggarai.
Apa
itu tarian Caci?
Tarian Caci
sebagai salah satu tarian tradisional orang manggarai. Daerah manggarai sendiri
memiliki tiga kabupaten yaitu kabupaten Manggarai Tengah, Manggarai Timur dan Manggarai
Barat. Ketiga kabupaten ini memiliki dialeg yang agak berbeda sedikit, sehingga
mempengaruhi penyebutkan kata Caci. Orang-0rang
Manggarai Tengah dan Timur kebanyakan menyebutnya dengan tarian “Caci” sedangkan untuk orang manggarai
barat kebanyakan menyebutnya dengan tarian “Sasi”.
Tetapi penyebutkan kata Caci atau Sasi tersebut sebenarnya tidak
mempengaruhi makna dalam tari ini karena
arti katanya tetap sama.
Secara harafian arti kata Caci atau Sasi berasal
dari kata Ca atau sa yang artinya satu dan Ci atau Si
yang artinya menguji. Sehingga jika diartikan lebih luas yaitu menguji
ketangkasan bertarung satu lawan satu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Tarian Caci
atau Sasi dalam pengertiannya
adalah suatu tarian yang menunujukan
sebuah kesenian berupa adu ketangkasan
dan kekuatan dimana ada dua kubu yang akan bermain sportif, yang satu akan
memukul dan yang satu akan menangkas.
Jadi tari Caci ini lebih mengarah kepada kejentelan seseorang. Ada banyak poin yang bisa diambil dari seni tradisional ini, seperti bahwa seorang laki-laki sudah sepatutnya berani dalam menghadapi masalah. Seorang laki-laki sejati adalah seorang yang mampu menghadapi lawanya secara jentel bukan main keroyokan. Hehehheee, bukankah semestinya begitu?
Foto Oleh Kando Randang: Tari Caci Kebudayaan ManggaraiDalam tari Caci,
ada banyak nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu nilai kekeluargaan,
kebersamaan dan persaudaraan serta masih banyak nilai-nilai yang bisa kita
petik didalamnya.
Seiring dengan berkembangnya kondisi masyarakat dan
hadirnya pengaruh globalisasi terhadap tari Caci,
menyebabkan mulai memunahnya kesenian tari tradisonal ini. Tari Caci ini sangat sulit kita temui
sekarang. Jika dulu tari Caci sering
kita lihat pada saat upacara adat seperti Penti,
resepsi pernikahan dan lain-lain, sekarang hanya bisa kita temui pada saat
pertunjukan diwilayah kabupaten yaitu pada saat wisatawan asing yang masuk
kedaerah manggarai seperti yang pernah terjadi Labuan bajo. Namun hal tersebut
hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja yang durasinya sampai
bertahun-tahun.
Tarian Caci ini,
jika ditinjau sekarang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat manggarai. Hal
tersebut dikarenakan masuknya budaya luar yang diakibatkan oleh perkembangan
globalisasi. Sebagai contoh seperti yang sudah jelaskan bahwa dulu Resepsi
pernikahan itu dimeriahkan dengan tari Caci
sekarang sudah berubah polanya dengan acara pesta layaknya seperti yang ada
dikota-kota besar. Perkembangan globalisasi tersebut menimbulkan hilangnya
minat masyarakat terutama kaum-kaum muda untuk mengikuti dan mengembangkan
budaya tari Caci yang ada
dimanggarai.
Dengan demikian, harapanya adalah perlu suatu trobosan
baru dari pemerintah untuk mengembangkan dan menghidupkan kembali peninggalan
nenek moyang tersebut, agar tidak hilang dari kehidupan masyarakat manggarai.Terobosan baru tersebut bisa berupa sosialisasi kemasyarakat dan juga
diperkenalkan dilingkungan pendidikan yang ada didaerah manggarai.
"SEMOGA BERMANFAAT"

