bokstoday.my.id|| Menjalani relationship
beda Agama atau keyakinan, menjadi bahan cemoohan dan perdebatan orang
dapur alis emak-emak. Tak
tanggung-tanggung ibu-ibu didapurpun turut akan bereaksi sampai terkejut akan
hal tersebut.
Memang terkadang, mencari dan menemukan pasangan yang
cocok dengan kriteria kita adalah beban berat dan kadang-kadang menggangu
pikiran kita, seperti sebuah ungkapan pikiran adalah medan tempur paling
berbahaya.
Terkadang juga kriteria kita, jatuh pada orang asing
alias mereka yang berbeda keyakinan dengan kita, lalu dengan asyiknya kita
menjalani relationship itu dan
berharap hubungan tersebut sampai pada pernikahan yang sakral, walaupun banyak
rintangan yang turut mengambil bagian dalam hal tersebut. Pikiran-pikiran
seperti hal tersebut lebih dominan berada pada pikiran perempuan. Benar nggak
sih?
Lalu bagaimana dengan laki-laki?
Terkadang
laki-laki cendrung ceroboh, lebih dominan memikirkan sexs dari pada
memikirkan bagaimana selanjutnya hubungan itu dibangun kedepannya.
Dalam banyak kasus, pasangan yang menjalin relationship beda keyakinan atau beda
agama, ketika diawal pacaran cendrung tidak memikirkan konsekuensi logis dari
apa yang dilakukan. Misalnya dilarang oleh orang tua dan keluarga dekat. Dengan
demikian boleh nggak sih pacaran beda keyakinan?
Kajian tentang boleh atau tidaknya,menjalani relationship beda keyakinan sebenarnya
lebih mengarah pada diri orang yang menjalaninya maupun dari agama yang
dianutnya. Dalam menjalani relationship,
tentunya terdapat keinginan dan pengharapan oleh individu yang menjalani
hubungan tersebut, agar hubungannya tetap berjalan dengan baik kedepannya.
Namun, masalah umum yang banyak terjadi dimasyarakat
kita lebih khusunya untuk publik figur yang menjadi pusat perhatian masyarakat
adalah timbulnya ucapan-ucapan yang mendukung dan menyinyir. Hal ini tentunya
sesuatu yang wajar-wajar saja.
Nah, lucunya netizen +62 sekarang adalah mereka
ramai-ramai mengucapkan doa, yang sebelah berharap si A masuk keagamanya si R,
begitu juga mereka yang berseberangan berharap si R masuk keagamanya si A. lalu
kemanakah mereka akan beranjak?
Banyak warganet sekarang berspekulasi bahwa menjalani relationship dengan pasangan beda agama,
mending tidak usah dilanjutkan karena hanya bikin pusing dan hanya menambah
beban. Saya pribadi kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Karena menurut
saya orang bebas menentukan pilihan pasangannya masing-masing. Demokrasi dong,
hahha.
Dengan demikian kita tak usah menghujat apalagi
membenci mereka yang menjalani relationship
beda agama itu. Apalagi kita tak punya kepentingan akan hal tersebut, toh
mereka sendiri juga yang menjalaninya. Susah, ribet, pusing sampai dosa
sekalipun, mereka sendiri akan menerimanya. Apa ruginya kita, enggak ada kan?
Tak usah beranggapan bahwa jika si A atau si R pindah
keyakinan alias murtad, mereka akan masuk neraka, memangnya kita yang punya
kuasa, enggak kan.
Jadi wacana-wacana seperti itu, memang tidak perlu ada
dalam otak kita, hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah cukup dengan
mendukung dan mendokan agar mereka yang menjalani relationship beda keyakinan itu, tetap menjalani hubungannya dengan
baik.